Halaman

Selasa, 08 Oktober 2013

GIVE ME CHANCE YA ROBB :')

Hal paling menakutkan adalah bukan ketika kamu sendirian di tempat asing, dan bukan juga ketika kamu sedang menghadapi ujian penting. Namun hal paling di takuti oleh kebanyakan orang datang dari hal ketika orang-orang yang paling dicintai yang bahkan mereka rela mengorbankan nyawa demi mereka itu pergi (astagfirullah membayangkannya pun ngeri). Siapa? Orang tua. Ibu dan bapa. Pahlawan dalam setiap kehidupan seorang anak. Inspirasi dan motivasi untuk hidup dengan dan lebih baik.
Bada sholat Magrib saya tersungkur tak kuasa menghalau bendungan tetesan hangat yang sudah ditahan itu pun pecah, jatuh mengalir begitu saja. Tak kuasa sungguh ya Robb. Saya takut. Takut. Angkat penyakit dari badan ibu dan bapa. Berilah kesembuhan untuk keduanya. Kuatkan mereka, panjangkanlah umur kedua orang tua saya yang sangat hamba cintai itu ya Allah.
Fikiran pun tanpa di komando meluncur mengingat perkataan yang menggentarkan hati. Waktu itu sempat menonton acara Kick Andy dengan bintang tamu Yahya bersaudara (Tantowi dan Helmi). Beliau beliau ini bercerita tentang bagaimana perjuangan orang tua mereka terutama sang ayah hingga mengantarkan anak anaknya ke titik kesuksesan layaknya sebagai Tantowi dan Helmi yang kita kenal sekarang ini. Dari anak seorang pedagang kaki lima. Bayang pun bagaimana susahnya, kerja keras, perjuangan berat tiada tara tiap harinya, belum lagi selimut kekhawatiran akan hari esok. Ya saya hafal benar rasanya bagaimana, karena adalah saya satu diantara yang termasuk anak di dalamnya. Benar benar menyentuh dan menginspirasi sekaligus ikut hanyut di acara talk show tersebut. Diakhir acara ada satu kalimat yang menggetarkan hati saya yaitu; “Bahagiakan orang tua anda selagi sempat”.
Tantowi dan Helmi yang secara financial lebih dari cukup dan mereka BISA membelikan orang tua mereka apa saja, mengajak kemana saja, atau apa saja lah yang mereka mau ya karena mereka MAMPU. Namun kesempatan tidak mereka punyai. “Betapa irinya ketika melihat sebuah keluarga yang mengajak ibu bapanya jalan-jalan keluar negeri. Betapa irinya ketika seorang anak bersama ibu bapanya bersama-sama menunaikan islam yang kelima, pergi ke tanah suci bersama” ungkap Tantowi. FYI ayah beliau beliau ini telah perpulang ke rahamatullah jika tidak salah saat Helmi telah lulus kuliah dan sedang mengikuti tes kerja. Means sang ayah sukses memenuhi tugas sebagai seorang ayah. Memberi pendidikan kepada anak anaknya,  megantarkan anak anaknya sebagai orang yang berhasil dalam karir, dan menjadikan kehidupan anak anaknya lebih baik dari kehidupan yang dirasakan oleh kedua orang tua mereka. Mimpi yang sama dari setiap ayah di dunia ini.
Trekkkk.. astaga..Beri saya kesempatan untuk membahagiakan ibu dan bapa. Disisa umur mereka ya Allah. Saya ingin memberikan sesuatu yang manis setelah mereka menjalani getir dan susahnya hidup untuk memperjuangkan masa depan anak-anaknya.  
 “Tak tertelan rasanya jika sedang makan makanan enak sementara anak-anak saya dirumah tanpa tau mereka pernah merasakan ini atau tidak. Ah sayang sekali jika dimakan, di bawa pulang saja”
“Lebih baik saya yang sakit dari pada melihat anak-anak saya sakit. Itu membebani fikiran saya. Biarlah saya yang menggantikan sakit mereka”
“Tak peduli apa, kebahagiaan anak-anak saya adalah yang utama. Tak peduli dari mana, asalkan halal anak-anak saya tak akan saya biarkan kesusahan. Mereka harus makan, harus sekolah, harus jadi orang. Kerja keras ini semuanya hanyalah untuk mereka.”
“ Ibu tidak minta apa-apa. Sudah barang umum jika ingin kaya dan naik haji. Semua pasti mau itu. Namun yang terpenting anak-anak ibu harus hidup dengan baik dan bahagia. Tidak susah seperti orang tuanya”
Segilintir lirih Ibu jika sedang berbicara dengan anak-anaknya. Beliau selalu mengajarkan agar senantiasa melihat kebawah. Tak perlu seperti yang lain melihat keatas. Jalan pun orang melihat kebawah agar tidak tersandung.
Banyak sekali yang saya ingin balas. Memang tak akan pernah cukup dan setimpal. Namun setidaknya saya bisa memberi kebahagiaan untuk kedua orang tua saya. Mimpi saya sederhana. Saya ingin membuat kedua orang tua saya bangga, bahagia, dan hidup berkecukupan. Beri saya waktu ya Allah, beri saya kesempatan untuk menjadikan mimpi saya menjadi nyata. Amin  ya robalalamin :’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar