Halaman

Minggu, 15 September 2013

na na na na na

Bukannya aku meragu. bukan pula aku lelah ataupun mengeluh (lagi).
aku hanya merasa jarak yang jauh terbentang kini semakin jauh adanya.
dalam sebuah komitmen bukankah ada dua hati yang mengiyakan.
dua kepala yang berbeda isi tapi bisa padu satu harmoni pengertian.
ada dua bahu yang mengemban beban sama berat.
pun bahkan ada empat tangan yang mengusap lembut peluh lelah dan air mata.
serta empat kaki yang berjalan beriringan.

tapi kita? entah.
aku bak sendiri merasakan semua kisah ini.
aku mencintaimu. aku merindukanmu. dan aku. aku tertatih mempertahankanmu. (sendiri)

apa kau bosan? bosan dengan segala tingkah dan kebodohanku?
kenapa kau tak jujur saja. buang apa yang didalam benakmu.
tumpahkan kepadaku. seperti kau menumpahkan emosi jika kau kalut padaku.
bisa?

aku berfirikir terlalu banyak. itu berarti banyak pula sakit yang kudapat.sakit terlampau karena liarnya imajinasiku itu.
aku hanya bisa menerka. menduga dengan dasar namun nihil fakta.
berfikir ini itu. mungkin. ah apakah. bagaimana jika. iyah.
kosa kata itu selalu menari diotak bodoh ini.
kadang berlari hilir mudik tanpa henti.
namunn kadang pula berhenti pada satu kata. yang kemudian ku putar putar. ku sambung dengan kata yang mengikutinya. "mungkin dia sudah berubah". mungkin kadar cintanya menurun sudah". mungkin merindukan ku hal yang sulit baginya sekarang". "mungkin ada yang.... ahhh sudahlah stop! mungkin mungkin dan mungkin.

lalu jika kau hanya diam begitu. diam yang aku tak mengerti. entah kau menahan. atau memang semuanya memanglah baik-baik saja. aku tak tahu.
jangan menyalahkan jika nanti aku berbicara banyak. bahkan 'nonsense' katamu.

untuk kesekian kali, sungguh bukan bermasud ku berdebat denganmu. bukannya aku suka.
tetapi aku hanya mengutarakan apa yang kurasa saja.
aku ingin jujur atas perasaan ku.
mengatakan apa yang ada di hati dan fikiranku.

pada akhirnya kata-kata ku tak terbendung.
luapan emosi menjadi pancingan emosi bagaimu.
"ya kau lah satu satunya orang yang merasakan. hanya dirimulah yang punya perasaan. aku tidak. dan ya aku. aku yang salah. kau selalau benar. kau tahu segalanya. oke ini kesalahkanku. as ur wish".

gayung bersambut dengan petir.
bagaimana jika begini?
sayang mengertilah. ah kembali ku memohon untuk dimengerti. lalu apa ku kembali memohon pula untuk dipedulikan?

sayang kenapa aku begini?
kau kekasihku. apa salah jika aku bercerita tentang keadaaan ku?
termasuk tentang hati dan persaanku?
karena kau adalah kekasihku. orang terdekatku.
adalah kau tempat dimana ku bersandar, dan tempat dimana aku mengadu segala keluh kesahku.
kekasih (ku).. KAMU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar