Sayang,
kurang sabarkah aku? sayang, kurang mengertiah aku? sayang, kurang menerimakah
diriku akan keadaan yang sebenarnya mencekik ku ini sayang?
diriku
disini berusaha semampuku dengan segala keterbatasanku sebagai manusia untuk
selalu bisa membuatmu bahagia. aku akan memenuhi segala permintaanmu sebagai
pasanganku. mengabulkannya meskipun kadang bertentangan. bukankah begitu
sebagai seorang pasanagan? saling memberi. Kadang tanpa dipinta pun harus.
namun ada
kalanya aku hanya berlaku sebagai sipemberi. entah ini hanya rasaku saja. namun
adakalanya keadaan mendukung akan silogis yang aku buat sendiri. menyeruak
menusuk hati. berenang difikiranku tak pernah henti. Aku member apa yang aku
punya. Aku memberi apa yang kau mau. Tapi dirimu bagaimana, sayang? Sudah kah?
sayang,
ingatkah kamu siapa aku? aku hanya manusia. dan lebih dari itu. aku hanya
wanita sayang. memang fisikku tak sekuat fisikmu. Tapi ingatlah jika hati
seorang wanita dua kali lipat kuatnya dari seorang pria. sayang, kau tak bisa
terus mennerus memperlakukanku seperti ini. dengan caramu. cara yang terkadang
aku tak mengerti. aku hanya mencoba menerima.
ya
sungguh itu keahlianku. tersenyum membuatku mereasa lebih baik. karna akupun
malas untuk menjelaskan menagapa akau bersedih. lihat sayang, aku tidak
kesulitan untuk tersenyum. meskipun hatiku tak nampak semanis senyumanku.
lihat. aku kuat kan? aku bisa sayang.
sampai
batasnya nanti aku pun tahu tak selamanya aku berpura-pura kuat. atau nanti
hatiku akan benar-benar menjadi batu. tapi aku lelah mencoba sendirian disni.
aku lelah menangisimu yang tak kunjung.. ah. lelah ku berharap.
sayang,
bukankah kau tak suka melihat ku menangis? itu prihal yang teramat sangat kau
benci bukan?. karna melihatku menagis akan menyakiti hatimu juga. kemudian
sontak kau akan melakukan hal yang sama denganku jika tangisanku ini tak
kunjung berhenti dengan rayuanmu kau coba menenangkanku.bahkan kau berbalik
dengan amarahmu.
berdebat
denganmu pun aku merasa lelah sekarang. tatkala ku marah padamu. seolah aku
yang memojokanmu. lalu kau berkata “kenapa aku yang selalu kau salahkan? kau
memarahi ku. selalu”. yang pada akhirnya keadaan berbalik. ya aku salah. aku
selalu marah padamu. aku cerewet dengan sejuta pertanyaanku. aku merengek
seperti akan kecil. ada saja hal yang membuat ku ingin menngadu padamu. Tapi
semua itu aku lakukan hanya ingin kau perhatikan. Aku disnini lho sayang
sendiri. Menunggu dengan harap cemas setiap harinya. Menunggu kabar darimu.
Bukan yang lain. Walupun caraku salah. Aku hanya ingin perhatianmu. dan pada
akhirnya posisiku lah yang tersudutkan. Bukan balasan atas rasa rinduku yang
membeludak malah amarahmu lah yang meledak. Itu yang kudapat dan harus kutelan
mau tidak mau. Ahh kasian sekali.
sulitnya
menjadi diriku. usaha tak kau hargai. entah kau anggap apa aku dimatamu. entah
sebagai apa posisiku dihatimu. entah.
pernahkah
kau benar-benar merindukanku? merindukan dengan hebatanya sampai kau menagis
tanpa tahu hal. bukan sekedar membalas kata rinduku saja. pernah kah kau merasa
membutuhkanku? sungguh merasa istimewa jika hal itu terjadi.
Pernahkah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar