Ya Allah selain
dengan bersujud dengan cara seperti inilah saya berkeluh kesah.. ampuni hamba
ya robb..
Apa yang akan terjadi saya tidak tahu
Kemana saya akan
pergi saya tidak tahu
Bagaimana
kelanjutan jalan hudup saya ini pun saya tidak tahu
Saya menjalani
hidup yang hari ini Allah berikan, bukan kemarin. Dan untuk besok sepenuhnya
saya serahkan kepada-Nya. Kekuatan saya hanyalah sebatas doa dengan usaha.
Dorongan terkuat saya adalah orang tua dan keluarga saya. Saya berterima kasih
pada semua orang yang mendukung dan mendoakan saya.
Mungkin keputusan
resign dari sekolah adalah keputusan bodoh. Bagaimana tidak ngehonor di sekoah
negeri dan menjadi wali kelas, bukankah itu nice enough? Bodoh berhenti menjadi
seorang guru. Itukan pekerjaan enak, kerja setengah hari, pulang bisa mengurus
rumah. Belum lagi kau sudah diangkat jadi PNS enak, gajinya besar banyak
tunjangan apalagi kalo serifikasi. Bodoh!!
Hemmm sayangnya
yang menjadi ganjalan saya adalah saya tidak mengajar sesuai skill saya. Saya mendapat mapel yang sama sekali bukan
jarusan saya. Bisa saja saya tetap ambil dan bertahan. Lalu bagaiana nanti
pertanggung jawaban saya? Tanggung jawwab moril saya? Dengan Tuhan saya?
Mengajar bukan berarti menyampaikan materi
dikelas lalu selesai dengan memberi nilai. Oh tidak… bukan semudah itu.
Mengajar adalah bagaimana kita berbagi ilmu dengan murid, menyampaikan
pengethauan yang kita ketahui agar mereka menjadi tahu dan mengerti. Selain itu
mengajar pun tidak hanya masalah bagaimana mencerdaskan. Namun bagaimana
membentuk karakter anak agar ia bermoral, berbudi perketi luhur, dan berahklah
baik.
Tanggung jawab
seorang guru bukan hanya antara guru dengan murid, guru dengan oran tua/wali,
guru dengan profesinya namun antara ia (guru) denganTuhannya pun ada tanggung
jawabnya. Serta tanggung jawab guru bukan hanya didunia namun diakhirat juga
ada.
Katakan pada saya
bagaimana saya mempertanggungjawabkan semua jika saya keliru, jika saya salah,
jika saya tidak bener bagaiamna? Sungguh berdosalah saya jika seperti itu.
Menyampaikan sesuatu yang tidak saya fahami.
Menurut saya jadi
seorang guru itu tidakah semudah itu. Memang benar bernagkat tidak sepagi buta
seperti orang yang kerja di pabrik. Waktu pulangnya pun paling lambat jam 2 siang. Bisa mengurus rumah tangga.
Tidak kah anda tahu setip malam guru selalu mempersiapkan materi untuk siswa
besok. Pulang sekolah ada saja evaluasi penilaian/koreksian yang dibawa. Belum
lagi jika ulangan tiba. Lalu perangakat administrasi yang harus diselesaikan
RPP. Promes, prota, penilaian dan lain-lain. Kerjanya memang setengah hari,
tapi pekerjaan rumahnya banyak.
Dan tidakah kah berfikir untuk menjadi seorang
PNS itu sangat sulit. Banyak kasus guru yang sudah ngehonor sampai puluhan tahun
belum diangkat, ada itu ada. Dibutuhkan sesabaran yang tiada tara untuk melaui
itu semua. Dari honor eke PN itu semua membutuhkan waktu yang lama, sangat
lama. Saya bukan termasuk orang yang sanggup untuk itu.
Karena alasan
lain yang mendorong saya untuk berhenti adalah kondisi keluarga saya. Sungguh
telah banyak cobaan yang terjadi. Banyak sekali. Saya ingin bisa membantu,
membantu keluarga saya. Membantuu melunasi hutang, membantu agar adik saya bisa
berkuliah, dan mewujudkan cita-cita saya untuk bapak dan ibu, memberangkatkan
keduanya ke tanah suci, membangunkan rumah untuk mereka serta membantu kakak
saya membuka usaha keluarga. Saya ingin merubah kondisi keluarga saya. Saya
ingin mengangkat derajat keluarga saya lebih baik. Saya ingin keluarga saya hidup bahagia, serba berkecukupan tidak susah lagi.
Untuk mewujudkannya tidak bisa dengan menjadi honorer. Saya harus mencari cara
lain. Ibu dan bapak sudah tidak muda lagi. Ketakutan saya adalah saya tidak
mempunyai waktu banyak untuk membahagiakan mereka. Saya takut sekali..
Jadi saya tak
peduli omongan orang. Mereka sama sekali tidak tahu kehidupan yang saya jalani.
Tidak, mereka sama sekali tidak tahu. Mereka hanya bisa bicara besar. Dan entah
apakah saya telah bertindak tidak profesional, tidak setia dengan profesi,
menyalahi kodrat atau apapun panggilannya.
Saya hanya ingin berhenti untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Agar
cita-cita saya untuk keluarga saya bisa terwujud (amin). Saya pun sudah tak
memikirkan keinginannya saya lagi tak peduli akan hasrat saya kemana. Saat ini
saya hanya ingin mengabdikan hidup saya untuk keluarga saya. Fokus saya hanya
itu, ibu, bapak dan keluarga.
Terkadang saya
rindu mengajar. Terkadang saya malu melihat teman-teman yang bisa bertahan.
Terkadang saya iri dengan teman-teman yang bisa kemana-mana, ikut SM3T,
Indonesia mengajar dan sebagainya. Karena bagaimanapun background saya memanglah dunia pendidikan.
Suatu saat saya akan kembali. Mengabdikan diri sebagai pendidik. Maaf sekali
saat ini saya tinggalkan.